Harapan Kedua Setelah Gagal Panen Padi Tahun Ini

  • Admin Desa
  • Apr 12, 2018

PUTATGEDE (12/04/2017). Disela-sela Musim Tanam Padi musim Penghujan dan Musim Kemarau, Puluhan Petani Desa Putatgede kali ini berharap pada hasil produksi Kacang Hijau yang mereka tanam. Karena Padi Padi musim sebelumnya banyak yang mengalami  gagal panen, karena disebabkan oleh cuaca yang kurang bersahabat dengan mereka. Varietas yang ditanampun bermacam-macam. Kendatinya Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum. Kacang hijau merupakan salah satu komoditi tanaman palawija yang banyak dibudidayakan oleh petani. Dibeberapa lahan usaha tani produktivitas kacang hijau masih rendah, karena belum dikawal dengan teknologi budidaya yang tepat sesuai spesifik lokasi. Menilik asal usulnya, kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal dan ditanam oleh petani di Indonesia. Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan yang lain, seperti lebih tahan terhadap kekeringan, hama dan penyakit relatif sedikit, panen relatif cepat yakni pada umur 55-60 hari, cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relatif mudah, kegagalan panen total relatif kecil, harga jual tinggi dan stabil, dan dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah. Varietas Unggulan. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Jenis ataupun varietas kacang hijau di Indonesia beragam. Adapun varietas kacang hijau yang telah diluncurkan Kementerian Pertanian dan menjadi unggulan antara lain adalah : Vima-1. Tahun 2011 silam, Kementerian Pertanian merilis varietas unggul kacang hijau yang diberi nama Vima-1 melalui SK Nomor 833/Kpts/SR.120/6/2008 tanggal 24-6-2008. Varietas kacang hijau hasil rakitan Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Malang ini diperoleh melalui persilangan buatan dari tetua jantan VC 1973A dan tetua betina 2750A dan seleksi sistematis hingga diperoleh galur MMC 157d Kp-1 yang mempuyai sifat umur genjah dan tahan penyakit embun tepung. Berbeda dengan varietas kutilang, varietas yang dilepas pada tahun 2004, yang berbiji hijau mengkilat, maka galur MMC 157d Kp-1 yang kemudian diberi nama Vima-1 (akronim dari Vigna sinensis - Malang) ini berkulit biji kusam. Sejumlah kelebihan dimiliki oleh Vima-1 ini. Dari sisi budi daya, varietas ini memiliki keunggulan, yakni hasil cukup tinggi, umur yang genjah, dan tahan penyakit embun tepung. Tandan polong Vima-1 yang seluruhnya berada di atas kanopi merupakan daya tarik tersendiri bagi petani, karena relatif mudah dipelihara dan dipanen. Kualitas biji Vima-1 memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, lemak rendah, dan pati tinggi. Kulit biji yang lunak, daging biji yang cepat empuk ketika direbus, dan tekstur bubur kacang hijau yang baik sesuai dengan preferensi pengusaha makanan, khususnya bubur kacang hijau, bakpia, dan onde-onde. Sejak semula Ir. M. Anwari, MS, pemulia yang merakit varietas ini, memang berupaya memperoleh varietas unggul kacang hijau yang disukai produsen maupun konsumen. Vima-2. Selang tiga tahun, tepatnya November 2104, Kementan pun merilis dua varietas kacang hijau unggul bernama Vima-2 dan Vima-3. Dari penampakan biji, ada 2 perbedaan antara Vima-2 dan 3, yakni warna hijau mengkilap pada Vima 2, sedangkan Vima 3 berwarna hijau kusam. Varietas Vima-2 memiliki beberapa keunggulan, diantaranya produktivitas di atas varietas pembanding Kutilang dan Vima-1. Potensi hasil mencapai 2,44 t/ha dan rata-rata hasil 1,80 t/ha, berumur genjah (56 HST), masak serempak, terindikasi toleran terhadap serangan thrips pada fase generatif karena bunganya tidak mudah rontok dan berhasil membentuk polong. Selain itu, dapat dikembangkan di beberapa daerah yang sebagian besar menyukai kacang hijau yang berwarna hijau mengkilap. Kacang hijau varietas Vima-2 dengan silsilah MMC 342d-Kp-3-4 adalah keturunan persilangan tunggal antara induk varietas Merpati dengan tetua jantan VC 6307A. Varietas ini dapat dikembangkan di beberapa daerah yang sebagian besar menyukai kacang hijau yang berwarna hijau mengkilap, misalnya di beberapa daerah di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi. Vima-3. Sedangkan, varietas Vima-3, dengan silsilah MMC 331d-Kp-3-4, adalah keturunan persilangan tunggal antara induk varietas Walet dengan tetua jantan MLG 716. Varietas ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain potensi hasil mencapai 2,11 t/ha dan rata-rata hasil 1,78 t/ha, beradaptasi luas, masak serempak, terindikasi tahan terhadap penyakit tular tanah di lapang ditunjukkan dengan persentase tanaman layu yang rendah, dan sesuai untuk kecambah. Vima-3, dapat dikembangkan pada daerah sentra produksi yang menyukai jenis kacang hijau berwarna hijau kusam dan sebagian besar produknya digunakan untuk industri kue bapia. Daerah pengembangan lain adalah NTT yang biasa menggunakan varietas kacang hijau yang berwarna hijau kusam dan tanpa irigasi. Perlu diketahui, kacang hijau dapat tumbuh pada semua jenis tanah sepanjang kelembaban dan tersedianya unsur hara yang cukup. Untuk itu lahan yang akan dipergunakan harus dipersiapkan sebaik-baiknya.Budidaya kacang hijau di lahan bekas pertanaman padi dilakukan paling lambat seminggu setelah padi dipanen. Jerami padi dibabat hingga pangkal batang, kemudian segera ditugal dan ditanami dengan jarak 40 x 10 cm, dengan harapan masih ada sisa air tanah yang cukup untuk perkecambahan tanaman, tetapi apabila lahan terlalu kering, maka benih kacang hijau direndam 2−3 jam pada malam hari kemudian ditiriskan dan ditanam pada keesokan paginya. Setelah tanam, jerami yang dihamparkan di lahan digunakan sebagai mulsa untuk menghambat penguapan dan pertumbuhan gulma, serta mengurangi resiko serangan lalat bibit.